the beginning of the end pendidikan di Indonesia
the beginning of the end pendidikan di Indonesia
Apa solusinya?
kita coba solusian dari pemikiran KI HAJAR DEWANTORO
Jika kita selami pemikiran disampaikan oleh pemikiran *Kihajar dewantoro ternyata cukup bernas dan strategis untuk mengatasi masalah tersebut, Beberapa unsur penyebab situasi "the beginning of the end" dalam pendidikan di Indonesia saat ini, kita coba versuskan dengan pemikiran KHD sebagai solusi
Masalah & solsinya
1. Kesenjangan Akses Pendidikan Unsur Penyebab:
Ketidakmerataan akses pendidikan di daerah terpencil dan perkotaan.
Perbedaan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
Keterbatasan guru berkualitas di daerah tertentu.
Solusi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara:
- Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal:
Ki Hajar Dewantara mendorong pendidikan yang relevan dengan lingkungan dan kondisi lokal. Solusi ini melibatkan pengembangan sekolah-sekolah komunitas di daerah terpencil, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal.
- Desentralisasi Pendidikan:
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan yang tidak terpusat, dengan memberdayakan komunitas lokal untuk terlibat aktif dalam proses pendidikan, sehingga pendidikan dapat merata di seluruh Indonesia.
2. Komersialisasi Pendidikan
Unsur Penyebab:
- Pendidikan semakin menjadi komoditas dengan biaya yang tinggi.
- Ketidaksetaraan dalam akses pendidikan berkualitas hanya untuk mereka yang mampu secara finansial.
Solusi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara:
- Pendidikan untuk Semua:
Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan adalah hak semua orang, bukan hanya mereka yang mampu membayar. Ia mengajarkan bahwa pendidikan harus bersifat inklusif dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
- Pendidikan sebagai Alat Pembebasan:
Ia melihat pendidikan sebagai alat untuk memberdayakan rakyat, bukan sebagai komoditas yang diperjualbelikan. Dengan pendidikan yang membebaskan, semua orang memiliki kesempatan untuk berkembang tanpa terbatas oleh faktor ekonomi.
3. Kualitas Guru yang Rendah
Unsur Penyebab:
- Kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru.
- Beban administrasi yang mengurangi fokus guru pada pengajaran.
Solusi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara:
Pendekatan "Among":
Ki Hajar Dewantara mengusulkan pendekatan pembelajaran yang humanis, di mana guru berperan sebagai pembimbing yang memotivasi dan mendukung siswa. Guru perlu diberi kebebasan untuk mengajar dengan cara yang paling efektif bagi siswa mereka, bukan sekadar mengikuti prosedur administratif.
- Pengembangan Guru Berkelanjutan:
Ia juga mengusulkan pengembangan kapasitas guru secara berkelanjutan melalui pelatihan yang relevan dan bermakna, sehingga mereka dapat terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
4. Kurangnya Fokus pada Pembentukan Karakter
Unsur Penyebab:
- Pendidikan yang terlalu berorientasi pada hasil akademis dan pengujian.
- Mengabaikan pembentukan karakter dan nilai-nilai moral dalam pendidikan.
Solusi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara:
- Pendidikan Holistik:
Ki Hajar Dewantara mengusulkan pendidikan yang tidak hanya mengembangkan intelektual, tetapi juga aspek moral, spiritual, dan emosional siswa. Pendidikan harus membentuk karakter yang kuat, berintegritas, dan memiliki kepedulian sosial.
- Prinsip "Tut Wuri Handayani":
Prinsip ini menekankan bahwa pendidikan harus memberi ruang bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat mereka, serta menanamkan nilai-nilai kehidupan yang positif.
5. Kurikulum yang Kurang Relevan
Unsur Penyebab:
- Kurikulum yang terlalu teoretis dan tidak relevan dengan kehidupan nyata.
- Ketidaksesuaian antara kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan zaman.
Solusi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara:
- Kurikulum Kontekstual:
Ki Hajar Dewantara mendorong pendidikan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum harus disesuaikan dengan konteks lokal dan tantangan zaman, serta harus mempersiapkan siswa untuk hidup di dunia nyata.
- Pendidikan Berbasis Proyek:
Ia juga mendukung pendekatan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa belajar melalui pengalaman nyata dan kegiatan praktis, yang memungkinkan mereka untuk menghubungkan teori dengan praktik.
6. Minimnya Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat
Unsur Penyebab:
- Kurangnya keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan.
- Pendidikan dianggap sepenuhnya sebagai tanggung jawab sekolah.
Solusi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara:
- Sekolah sebagai Bagian dari Masyarakat:
Ki Hajar Dewantara melihat pendidikan sebagai proses yang melibatkan seluruh masyarakat. Ia mendorong kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan komunitas untuk mendukung perkembangan siswa.
- Pendidikan Berbasis Komunitas: Ia juga mengadvokasi model pendidikan yang melibatkan orang tua dan anggota masyarakat sebagai bagian integral dari proses pendidikan, bukan hanya sebagai penonton.
Dengan mengintegrasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara ini ke dalam sistem pendidikan modern, Indonesia dapat mengatasi tantangan-tantangan yang mengarah pada "the beginning of the end" dalam pendidikan, dan mengarahkannya kembali pada jalur yang lebih inklusif, relevan, dan berkelanjutan.
Wahyudi
(Penerhati dan praktisi pendidikan)
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
The Loose Ends List
Sapa pagi"The Loose Ends List" (sebuah refleksi hal hal yg belum terselesaikan atas problema pendidikan di Indonesia) Langkah yg dilakukan oleh pemikiran KI Hajar Dewantoro akan sekum
Informasi Daftar Ulang PPDB 2024 Tahap I & II
Hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2024/2025 secara online yang dilaksanakan pada tanggal 10-26 Juni 2024 melalui aplikasi SIAP PPDB yang bekerja sama de
PENGUMUMAN PPDB TAHAP 2 SMA NEGERI 3 BALIKPAPAN
Hari ini, SMA Negeri 3 Balikpapan secara resmi mengumumkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahap 2 untuk jalur Zonasi dan RT Prioritas. Pengumuman ini ditunggu-tunggu
PENGUMUMAN PPDB TAHAP 1 SMA NEGERI 3 BALIKPAPAN
Hari ini, SMA Negeri 3 Balikpapan secara resmi mengumumkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahap 1 untuk Jalur Afirmasi, Anak Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Lu
SOSIALISASI PPDB SMA NEGERI 3 BALIKPAPAN 2024 - 2025
SOSIALISASI PPDB VIA YOUTUBE https://www.youtube.com/live/LCkgdfkIjfY?si=JGLo3vWm225ixEt2
Pesantren Kilat Ramadhan 1445H di SMA Negeri 3 Balikpapan Sukses Tingkatkan Keimanan dan Keshalehan Siswa
Balikpapan, 5 April 2024 - SMA Negeri 3 Balikpapan menyelenggarakan Pesantren Kilat Ramadhan 1445H dengan tema "Mari Kita Tingkatkan Keimanan dan Keshalehan Pribadi dan Sosial Bersama d
Buka Puasa Bersama dengan Keluarga Besar SMAN 3 Balikpapan Berlangsung Hikmat
Pada tanggal 21 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan tanggal 01 April 2024, keluarga besar SMAN 3 Balikpapan mengadakan acara buka puasa bersama yang berlangsung dengan penuh hikmat dan
OSN-K SMA Negeri 3 Balikpapan Berjalan Sukses, 42 Peserta Beradu Ketangkasan di 8 Bidang Sains
Balikpapan, 28 Maret 2024 – Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten (OSN-K) SMA Negeri 3 Balikpapan yang diselenggarakan pada tanggal 26-27 Maret 2024 telah berjalan dengan s
SMA Negeri 3 Balikpapan Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadan dengan Berbagi Takjil
Balikpapan, 25 Maret 2024 – Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah dan momen untuk berbagi kebahagiaan. SMA Negeri 3 Balikpapan turut memeriahkan bulan suci ini dengan menga
Ujian Satuan Pendidikan (USP) tahun 2023-2024 SMA Negeri 3 Balikpapan Berjalan Sukses dan Lancar
Ujian Satuan Pendidikan (USP) SMA Negeri 3 Balikpapan yang diselenggarakan pada tanggal 18 Maret hingga 1 April 2024 telah berjalan dengan sukses dan lancar. Ujian ini diikuti o